Kamis, 17 Februari 2022

Sisi Sosiosentrisme Dakwah Hari Ini

Dakwah merupakan salah satu aktivitas sosial yang erat kaitannya dengan penyebaran nilai-nilai agama. Dapat dipahami bahwa dakwah lahir dari satu kesadaran seorang individu dalam suatu masyarakat yang telah mendalami ilmu agama kemudian mengajarkan apa yang dipahami itu kepada masyarakat. Aktivitas pengajaran nilai-nilai agama inilah yang disebut dengan dakwah. Hakikat dakwah pada dasarnya ialah menyebarkan kebaikan yang dipondasikan dengan satu kepahaman yang utuh dan terstruktur kemudian disampaikan dengan penuh kehalusan dan menciptakan kedamaian. Maka poin yang dapat dipahami dari aktivitas dakwah ini ialah menciptakan ketenangan, kedamaian, kerukunan dan menjauhkan masyarakat dari konflik sosial tanpa memandang status seorang individu atau kelompok dalam suatu masyarakat berdasarkan status pendidikan, status ekonomi terlebih status organisasi yang melekat pada satu kelompok tersebut. Namun, tidak sedikit kita saksikan dakwah yang seharusnya menjadi sumber kedamain tetapi justru menjadi sumber provokasi, menyinggung kelompok ini dan kelompok itu, membanggakan kelompok sendiri, menyampaikan narasi-narasi yang merusak harmonisasi sosial, saling sindir lantaran berbeda pendapat dan banyak lagi hal lainnya.

Fenomena-fenomena itulah yang menjadikan aktivitas dakwah hari ini tidak hanya bisa dipandang dari satu sudut pandang saja karena ada banyak hal yang dibenturkan dalam aktivitas berdakwah. Seperti halnya, dakwah dibenturkan dengan adanya kepentingan identitas, membawa kepentingan kelompok, menyinggung kelompok lain bahkan tidak sedikit kita temukan para pendakwah membuat lingkaran mereka sendiri yang membuat ruang-ruang berpendapat menjadi sangat terbatas. Tentu fenomena seperti ini tidak akan baik bagi perkembangan dakwah kedepannya yang sejatinya mencita-citakan nilai-nilai kebaikan dan kedamaian agar tetap tertanam kuat dalam kehidupan sosial masyarakat. Maka menjadi suatu kewajiban bagi seorang pendakwah untuk tetap menjaga kondisi ini tetap stabil demi mewujudukan esensi dakwah itu sendiri.

Dalam satu kajian sosial fenomena dakwah hari ini memiliki sisi sosiosentrisme. Fenomena sosiosentrisme dalam kehidupan sosial saat ini sangat banyak sekali kita jumpai. Fenomena ini merupakan suatu kecendrungan sebuah kelompok sosial yang menganggap kelompoknyalah yang paling baik lalu kemudian mendiskriminasi kelompok sosial yang lain. Sehingga perspsektif yang terbangun dalam masyarakat ialah adanya kepentingan identitas dan mengesampingkan kelompok yang berada diluar kelompoknya, meskipun pada umumnya setiap kelompok sosial memiliki cita-cita serupa yang bermuara pada satu kebaikan. Jika dikaji lebih mendalam fenomena sosiosentrisme inilah muara dari sifat-sifat fanatisme terhadap kelompok sosial masing-masing yang hari ini banyak terjadi pada organisasi sosial kemasyarakatan.

Adanya sifat mementingkan kelompok sosial ini memberikan dampak terhadap nilai-nilai dakwah yang seharusnya terbebas dari kepentingan identitas dan tetap mempertahankan esensi dakwah yang sebenarnya yaitu membawa kebaikan dan kedamaian baik secara spiritual ataupun sosial. Hemat penulis mengatakan, tersentuhnya nilai dakwah oleh fenomena sosiosentrisme ini sangat besar kemungkinannya ialah karena para pendakwah banyak yang lahir dari sebuah organisasi sosial kemasyarakatan. Sehingga sifat-sifat group interest dalam diri seorang pendakwah itu terbangun dengan sendirinya. Analisis tentang kondisi sosial seperti ini bukannya tidak memiliki dasar pemikiran yang kuat melainkan dalam perspektif social analysis kondisi sosial seperti ini merupakan suatu bentuk kondisi yang melahirkan potensi konflik pada masyarakat terjadi karena adanya struktur sosial yang secara massif terbentuk.

Dalam ilmu sosial hal ini disebut dengan struktural konflik yaitu terjadinya suatu konflik dalam masyarakat disebabkan karena semakin banyaknya struktur sosial yang terbentuk. Banyaknya struktur sosial dalam masyarakat menjadikan setiap struktur sosial memliki kepentingan dan tujuan masing-masing. Dan karena adanya kepentingan dan tujuan kelompok inilah awal mula dari potensi konflik itu semakin besar terjadi dalam sebuah masyarakat. Dalam hal ini, strukrur sosial yang dimaksud ialah termasuk didalamnya organisasi sosial kemasyarakatan. Dalam konteks ini yang menjadi central kajiannya ialah organisasi sosial kemasyarakatan yang fokusnya ialah pada penyebaran nilai-nilai keagamaan. Hal inilah yang akan terjadi jika dakwah terbentur dengan sifat-sifat sosiosentrisme dalam kehidupan sosial masyarakat.

Dakwah sebagai penjaga harmonisasi sosial

Dakwah memang saharusnya melahirkan harmonisasi sosial, menciptakan ketentraman umat beragama, menjaga toleransi, tidak merusak kultur dan adat istiadat masyarakat yang telah lama berkembang dan dakwah harus terus disampaikan menyesuaikan dengan kondisi dan mental sosial masyarakat. Dakwah tidak boleh dibingkai dalam sebuah identitas kelompok karena hal itu hanya akan melahirkan sumber-sumber fanatisme yang berujung pada disharmoni sosial. Hari ini banyak fenomena yang menunjukkan kecendrungan dalam menyampaikan dakwah lebih memperhatikan kepentingan organisasi daripada fokus pada esensi dakwah itu sendiri.

Maka, dalam merespon kondisi sosial seperti ini tentunya setiap elemen masyarakat harus sadar dan cermat dalam menyerap setiap dakwah yang disampaikan. Ketika dakwah tidak lagi pada nilai dan esensinya sudah seharusnya masyarakat tidak mengikuti apa yang disampaikan itu demi menjaga harmonisasi sosial.

Inti pesan yang ingin disampaikan dalam tulisan ini ialah penulis ingin mengajak semua elemen untuk sadar dan mencermati kembali dengan kapasitas keilmuan masing-masing bahwa dakwah memiliki nilai dan esensi tersendiri, yang dimana nilai dan esensi itu adalah menjaga harmonisasi sosial masyarakat. Maka sudah seharusnya dakwah tidak boleh lagi dibenturkan dengan narasi-narasi provokatif, unsur-unsur dakwah tidak boleh dibatasi hanya dengan membanggakan kelompoknya sendiri dan dakwah harus tetap pada koridor keilmuan yang disampaikan dengan penuh kepahaman dan kemengertian serta dalam proses penyampaiannya hal yang paling utama adalah mengharapkan ridho dari Allah Swt.


Penulis : Indrawan Nur Fuadi

0 komentar:

Posting Komentar

Persaksian Semesta