Puisi dan Senja

Senja bukan hanya pertanda hari yang telah usai, ia juga adalah rumah tempat bercerita. Tempat puisi menetap dan sajak paling sunyi di lahirkan.

Opini

Ide itu juga mahkluk hidup, perlu di rawat dan di asah. Menulis adalah salah satu cara paling ideal untuk menjaganya tetap hidup.

Journey

Perjalanan bukan hanya tentang jejak yang tertinggal, tapi ia juga adalah kenangan yang tetap hidup. Setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk mengabadikan setiap perjalanan dalam hidupnya. Aku memilih menulis!

Social and Politics

Politik itu akan membunuh jika kita acuh tak acuh terhadapnya, tapi ia akan menjadi peta keadilan sosial jika kita memahaminya dengan baik. Kekuasaan tidak akan berkuasa seenaknya jika setiap mahkluk sosial memiliki peran dan peduli dalam setiap agenda politik. Harmonisasi kehidupan sosial adalah tujuan utama politik. Bukan kekuasaan!

Religion and Culture

Agama dan budaya adalah perpaduan. Beberapa orang sering menganggapnya bertentangan, tetapi agama dan budaya justru menjadi benda paling purba yang melekatkan manusia pada karakteristik dan nilai dalam kehidupan.

Rabu, 08 April 2020

Covid 19 : Batu Uji Kekuatan Solidaritas Sosial

 

Beberapa bulan terakhir ini dunia dihebohkan dengan wabah penyakit yang begitu menakutkan bernama Virus Corona, biasa juga orang-orang menyebutnya Covid 19. Wuhan yang merupakan salah satu daerah yang ada di China menjadi awal mula dari menculnya virus ini. Tidak lama kemudian, tidak butuh waktu yang terlalu panjang virus ini menyebar ke seluruh Asia, Eropa dan tak terkecuali Afrika. Amerika Serikat saat ini menjadi negara dengan urutan pertama korban positif Covid 19 di seluruh dunia, yang kemudian di susul Italia pada urutan kedua tertinggi, baru setelahnya ada Spanyol, Jerman dan China pada urutan kelima tertinggi di dunia. (Kompas.com, 03/04/2020)

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang mendapat impact akibat penularan Covid 19. Tercatat sudah ada ribuan warga negara Indonesia yang terinfeksi positif Covid 19, ratusan meninggal dan ratusan juga yang telah sembuh. Hal ini tentu harus mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah dan semua kalangan di lini kehidupan masyarakat. Sebab, penularan akan terus berlanjut jika masalah ini masih diabaikan oleh sebagian besar masyarakat. Pemerintah Indonesia sendiri masih kewalahan menghadapi pandemi Covid 19, terlihat dari belum adanya road maps yang jelas dari pemerintah dalam penanganan pandemi ini.

Social distancing dan physical distancing masih menjadi solusi terdepan yang disampaikan pemerintah untuk menghadapi Covid 19 ini. Belum ada kebijakan jelas yang diberlakukan pemerintah Indonesia seperti kebijakan lockdown yang sudah diberlakukan dibeberapa negara terdampak Covid 19. Kondisi ini kemudian memperumit dan membuat penularan tiap harinya terus bertambah. Maka dari itu, dalam hal ini pemerintah ataupun masyarakat harus saling pikul memlikul untuk melawan virus yang menakutkan ini. Solidaritas sosial dan kerja sama kolektif dari seluruh elemen masyarakat tentu mengambil peran terpenting dalam menghadapi pandemi.

Namun, disisi lain muncul dilema yang terjadi pada masyarakat. Ketika pemerintah meminta masyarakat untuk melakukan social distancing atau physical distancing yang biasa juga ditafsirkan jaga jarak atau membatasi aktivitas sosial menjadi polemik yang muncul pada ruang lingkup masyarakat. Sebab, membatasi aktivitas sosial masyarakat itu sama saja dengan membatasi jaminan hidup masyarakat. Karena aktivitas sosial seperti bekerja, sekolah, kuliah dan lain lain adalah cara masyarakat mempertahankan hidup. Namun, disisi lain juga masyarakat harus berhati-hati sebab yang sedang dihadapi ini bukan penyakit yang patut diremehkan. Inilah yang kemudian membuat pemerintah dan masyarakat tidak kunjung sehati. Pemerintah tidak memberikan jaminan social distancing untuk masyarakat sedangkan masyarakat harus tetap mempertahankan hidupnya melalui aktivitas sosial.

“Tentu tidak mungkin membiarkan hewan ternak mencari makan dikandangnya sendiri, majikan harus memberinya makan”.

Disisi lain tidak mudah menjamin hidup rakyat Indonesia dari sabang sampai marauke terlebih dalam kondisi seperti saat ini. Sedangkan kebijakan lockdown (karantina wilayah) akan sangat berimbas pada siklus perekonomian bangsa dan itu juga tidak mudah, sebab krisis ekonomi yang panjang akan sangat mengancam masa depan bangsa dan juga kesejahteraan warga negara. Namun, lockdown ataupun tidak menjadi pertimbangan pemerintah kedepannya.

Saat ini, solidaritas sosial mengambil peran terpenting dalam menghadapi pandemi ini. Covid 19 seloah menjadi batu uji kekuatan solidaritas sosial, sebab banyak sekali dilema yang muncul ditengah-tengah masyarakat baik dari kalangan pemerintah ataupun dari kalangan masyarakat biasa. Sepemahaman antara pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan. Mengesampingkan kepentingan individu dan mandahulukan kepentingan rakyat adalah yang utama dan semua itu dapat dicapai dengan memperkuat solidaritas sosial, kolektifitas dan kerja antara pemerintah, stakeholder, dan masyarakat tentunya.

Namun, kondisi yang terjadi saat ini justru sebaliknya. Solidaritas sosial kian melemah, kerjasama kolektif kian memudar, pemerintah tidak kunjung menemukan solusi, masyarakat dan pemerintah tidak kunjung sepaham, kepentingan indivudu masih dikedepankan. Lalu siapa yang harus disalahkan dalam kondisi ini. Masyarakat tentu berharap banyak pada pemerintah dan pemerintahpun berharap banyak pada masyarakat agar mendengarkan himbaunnya. Sangat terlihat bahwa solidaritas sosial masyarakat di Indonesia tidak begitu kuat dalam menghadapi pandemi ini. Baik itu dalam ruang lingkup pemerintah sekalipun, sehingga tidak kunjung ada solusi.

Ibnu Khaldun dalam bukunya Mukaddimah mangatakan bahwa didalam unsur masyarakat terdapat Ashobiyyah. Ashobiyyah yang dimaksud ialah solidaritas sosial. Dijelaskan bahwa Ashobiyyah dalam lini kehidupan menjadi unsur penentu ketahanan sosial. Ibnu Khaldun menjelaskan kuat dan tidaknya, bertahan dan tidaknya, runtuh dan tidaknya suatu negara atau suatu peradaban dapat diukur dari kekuatan Ashobiyyah yang ada disuatu negara atau peradaban tersebut. Maka dalam kondisi pendemi ini mempertahankan kekuatan Ashobiyyah atau solidaritas sosial menjadi hal yang sangat perlu untuk kita lakukan bersama.

Dilema yang muncul ditengah-tengah masyarakat saat ini sebab adanya wabah Covid 19 tentu menjadi ujian dari kekuatan solidaritas sosial bangsa ini. Jika semakin kuat solidaritas sosial, semakin kuat kerjasama kolektif pemerintah dan masyarakat dalam menangani penyebaran Covid 19 ini, tentu menjadi nilai yang positif sebagai ikhtiar kita bersama menghadapi dan mengurangi penularan Covid 19 di Indonesia.

Social distancing, physical distancing, himbauan pemerintah, kepres pembatasan sosial berskala besar diterbitkan, kerja sama kolektif, dilema-dilema yang ditimbulkan, pro kontra yang hadir, ritual keagamaan yang sementara dihentikan, masalah sosial yang kian bertambah dan semua solusi yang ditawarkan dalam menghadapi Covid 19 ini adalah batu uji kekuatan Ashobiyyah atau solidaritas sosial bangsa ini. Mari kerjakan bersama!



Penulis : Indrawan Nur Fuadi

Persaksian Semesta